Kenapa Guru BK harus KEPO?

Setiap orang tentu punya privasi masing-masing yang tidak bisa diganggu bahkan diketahui. Namun, setiap manusia pasti memiliki kencederungan untuk memberitahu privasi itu kepada orang yang ia percaya. Syukur-syukur bagi orang yang mau bercerita tentang rahasianya yang mungkin sulit untuk ia tahan, berkat cerita perasaan akan semakin lega. Lalu, bagimana dengan orang yang enggan untuk bercerita akan rahasianya ? sedangkan rahasianya itu sudah menggunung. Sungguh berat, karena bolehjadi suatu saat akan menjadi bom atom yang akan meledakkan dirinya sendiri.

Mari kita lihat sekolah. Banyak sekali siswa yang bertebaran. Mereka, dengan karakter khas masing-masing sangat pintar menyembunyikan apa yang mereka alami. Tetapi, ada pula siswa yang sangat mudah ditebak bagaimana kehidupan yang sebenarnya. Kita tau bahwa di sekolah ada sosok Guru yang tanggung jawab utamanya adalah Harus Tau tentang setiap siswanya sebut saja Guru BK. Bagaimana tidak, Guru BK punya tugas utama membimbing siswa menuju kemandirian yang hakiki mesti tau seluk beluk setiap profil siswanya.

Nah, untuk tau setiap profil siswanya apakah Guru BK hanya diam menunggu informasi? tidak. Banyak data-data tersembunyi yang mesti dicari sendiri. Cumulative Records perlu menjadi program utama dari bimbingan dan konseling. Mengapa? karena data pribadi siswa harus lengkap, selengkap-lengkapnya.

Mengapa data siswa perlu lengkap? karena dalam proses layanan bimbingan dan konsleing, dalam tindakannya Guru BK tidak boleh asal menghakimi. Asal treatment seolah-olah ia tahu apa yang dialami masalahnya oleh siswa. Ya, meskipun terkadang ada benarnya tapi tidak valid seutuhnya. Bayangin saja, kalau ada siswa yang dalam pandangan banyak guru nakal, pembuat onar, tidak beradab padahal sebenarnya dia anak yang broken home, korban kekerasan dari orang tua, korban bullying dan lainnya. Sungguh, jika tidak ada data itu, anak tersebut akan terus terpenjara dalam penghakiman yang mengerikan. Seolah-olah masa depan tiada dan hidup sehari-hari dalam belenggu labelling. so, bad.

KEPO (Know Every Part of Object) atau bahasa lainnya penasaran atas apa yang orang lain alami adalah keterampilan yang perlu juga dimiliki oleh Guru BK. Di era sosial media, kita bisa mudah juga KEPO-in siswa. Bisa dilihat dari profile instagram, profile facebook, dan sosial media lainnya. Setidaknya, hal itu bisa memberikan first impression kita terhadap pencarian data siswa melalui sosial media.

Tetapi, KEPO yang lebih utama adalah langsung berkomunikasi dengan siswanya. Bisa pada saat proses konseling atau pada saat konsultasi. Banyak cara-cara yang memudahkan Guru BK untuk mencari data-data siswa apalagi di era Big Data ini sudah sepatutnya Guru BK se indonesia memiliki data siswa yang terintegrasi sesuai dengan asas BK yang tetap menjaga kerahasiannya.

Jadi, kenapa Guru BK harus KEPO?

Kalian bisa jawab sendiri :)



Fikri Faturrahman






Komentar

Postingan Populer