Broken Home Not Broken Hope

"Pak, Ibu dan Ayahku sudah bercerai sejak lama. Sekarang, mereka berdua sudah menikah lagi dan sudah memiliki anak-anak yang baru. Kali ini, Aku benar-benar merasa sendiri Pak." -Anonim

Pernah mendapatkan cerita tersebut? tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan kasus perceraian yang dialami oleh banyak keluarga. Ada yang bercerai karena ketidakcocokan, KDRT, selingkuh, ekonomi juga alasan lainnya. Melalui pengadilan agama, mereka berdua bertaruh masa depan keluarga yang memiliki buah hati sebagai penerusnya. Bila putusannya cerai, maka akan ada babak yang dinamakan babak Broken Home bagi sang buah hati.

Broken Home, Broken itu hancur dan Home itu rumah jadi artinya rumah hancur. Istilah tersebut digunakan bagi anak yang mendapati orang tuanya sudah bercerai. Rumahnya hancur, hancur suasana rumahnya, suasana hatinya dan batinnya. Betapa hancurnya, sosok yang begitu dielu-elukan oleh anaknya berpisah karena berbagai alasan. Keharmonisan yang diharapkan menjadi angan yang begitu tinggi. Seolah-olah tiada lagi harapan untuk bisa mendapatkan dekapan dari kedua orang tuanya.

Alhasil, saat di sekolah maupun di lingkungan pergaulan anak yang broken home banyak karakteristik baik positif maupun negatif. Kita mendapati bahwa ada banyak anak korban broken home lebih memilih untuk tinggal dengan kakek-nenek atau anggota keluarga lainnya hanya karena tidak dapat kenyamanan dari orang tua yang baru. Di sekolah, banyak melakukan ulah yang seringkali dianggap oleh beberapa guru anak yang bermasalah tidak punya harapan hidup sebab tiap hari lakukan pelanggaran dan tak taat aturan sekolah. Eksistensi sosial media menjadi senjata untuk mencurahkan segala kesedihan, kegundahannya akan kondisi seorang diri tanpa belaian orang tua. Begitu menyakitkan. menyedihkan sekaligus memprihatinkan.

Namun, di tengah ruang gelap itu terdapat setitik cahaya yang bersinar. Anak korban broken home yang mampu menorehkan prestasi-prestasi di sekolahnya. Menjadi suatu pecutan bagi anak tersebut ketika mendapati orang tua sudah bercerai. Mungkin dalam hatinya berkata "Aku ingin hidupku tidak seperti ini di masa depan, Aku tidak ingin keluarga kecillku nanti seperti ini di masa depan, maka Aku harus belajar sungguh-sungguh". Begitulah, begitulah salah satunya korban broken home yang banyak memiliki harapan.

Mengutip dari buku Man's Search for A Meaning bahwa Harapan adalah salah satu penyebab seseorang dapat bertahan hidup atau tidak. Jika seseorang memiliki harapan maka ia akan terus berjuang menuju harapan itu meskipun harus hadapi derita perih dahulu. Lalu, bagaimana dengan yang tidak memiliki harapan? maka siapapun yang mengenalinya harus segera untuk membangktikan semangatnya, mengajak untuk terus maju dan meyakinkan bahwa harapan di masa depan cerah itu masih ada.

Jadi, Broken Home tidak akan selamanya Broken Hope.
Dan, kamu sendiri adalah Hope dari permasalahan Home yang dihadapi.



Mari Bantu!

Fikri Faturrahman

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer