Melatih Mind Mapping, Menyelamatkan Literasi
Siswa yang mengikuti pelatihan mind mapping di ruang BK
Pernah mencatat materi pelajaran dengan skema,
gambar-gambar, ataupun simbol-simbol menarik untuk memudahkan dalam memahami suatu pelajaran ? Nah, itu artinya kamu sudah mencoba belajar membuat mind
mapping! Saya bukan ahli dalam membuat mind mapping. Jujur saja, semasa saya
SD, SMP, SMA, mencatat materi pelajaran selalu berbentuk teks yang membosankan
saja. Seringkali, jika terburu-buru tulisan pun tidak terbaca dan membuat
belajar menjadi malas dan membosankan. Alhasil, kemauan untuk mengulang pelajaran sangatlah
rendah. Sampai akhirnya, lebih banyak langsung membaca buku paketnya ketimbang
buku catatan sendiri (meskipun agak ribet kalau harus buka buku paketnya
langsung).
Semasa kuliah banyak bertemu dengan kawan-kawan yang
pandai dalam menuliskan catatan mata kuliah. Ada yang tulisannya bagus namun
teks saja, ada pula yang menyertakan gambar serta warna-warna yang menarik.
Saya pun mencoba hal itu meski tak sempurna namun ternyata seru juga. Karena
penasaran akan mind mapping saya mencoba untuk mencari literatur atau teori
yang mengajarkan mind mapping.
Tony Buzan, ialah tokoh yang pertama kali mengenalkan mind
mapping kepada dunia. Meskipun saya yakin seantero dunia ini pernah ada yang
menulis dengan teknik mind mapping, namun Tony Buzan yang pertama kali
mengenalkan lewat buku dan juga websitenya. Kalian bisa coba kepoin deh
websitenya Tony Buzan untuk lebih dalem lagi soal mind mapping. Setelah kepoin
website Tony Buzan itu, saya langsung mengaplikasikan mind mapping setiap
mencatat apapun (ide, mata kuliah, dan materi presentasi).
Saat saya menjadi
guru BK di SMK Pariwisata IT Nurul Imam melatih mind mapping kepada siswa
menjadi salah satu program layanan bimbingan untuk meningktkan motivasi belajar
melalui semangat mencatat pelajaran dengan mind mapping. Pertama kali
mengajarkan konsep mind mapping adalah dengan membuat mind mapping dari buku “LEIDEN”
karya Dea Tantyo. Sebelum saya mengajarkan mind mapping, saya harus membuat
mind mapping dari buku LEIDEN tersebut. Alhasil, memang sangatlah ampuh. Saya
mampu mengingat apa yang saya baca hanya dari kata kunci yang dibuat didalam
mind mapping. Siswa pun mengikuti untuk
membuat mind mapping sesuai arahan saya (berdasarkan buku yang mereka baca dan
apapun yang akan mereka tulis).
Hal itu pun saya lakukan juga ketika menjadi Guru BK di SMKN
6 Bandung. Namun kali ini berbeda, sebab mind mapping menjadi agenda semacam
training. Setiap kelas dibagi menjadi 5 kelompok untuk diikutkan dalam
pelatihan mind mapping. Siapakah pelatihnya? Saya sendiri hehe. Meskipun belum
ahli, namun yang ingin dilatih adalah dasar mind mapping agar menjadi terbiasa
kedepannya dalam mencatat mata pelajaran. Berikut adalah hasil hasil mind
mapping dari beberapa siswa yang telah saya latih.
Mind Mapping Karya Alvin X TKRO 3
Mind Mapping Karya Akmal X TKRO 3
Guru BK harus terus berinovasi. Dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa, tidak melulu harus verbalism. Namun, ada tindakan-tindakan kecil
yang secara tidak langsung menambah suplemen semangat dalam belajar. Terutama,
menyelematkan literasi siswa di zaman yang kian maju. Banjir informasi begitu
tak terbendung, namun cara belajar siswa tidak ada perubahan. Hanya menunggu
arahan dan ilmu yang disampaikan guru saja tanpa mencari sumber dan belajar
mandiri akan terus membudayakan stereotype tersebut.
Suatu saat nanti, mind mapping menjadi salah satu agenda
Guru BK dalam menyelematkan literasi secara serempak. #AyoNgeMapping menjadi
salah satu gerakan yang mungkin bisa digalakkan kepada guru-guru BK dan
siswa-siswa di sekolah. Agar belajar menjadi semakin menarik, dan layanan-layanan BK di sekolah menjadi lebih asyik!
Semoga menginspirasi
Fikri Faturrahman.
#AyoNgeMapping
#AyoNgeMapping
Komentar
Posting Komentar